Dikenang Warga Batu, Ini Kisah Humanis Buher, Nyemplung Kali, Dekat Ulama, dan Peduli Disabilitas

Nama Kombes Pol Budi Hermanto atau yang akrab disapa BuHer kembali menghangat di telinga warga Kota Batu. Kali ini bukan karena operasi besar kepolisian, melainkan karena kebanggaan dan haru masyarakat atas pelantikannya sebagai Kabid Humas Polda Metro Jaya.
Bagi warga Batu, BuHer bukan sekadar perwira polisi. Ia adalah sosok yang membumi, visioner, dan meninggalkan jejak kebaikan yang tak terlupakan. Kepemimpinannya di Kota Batu diingat bukan hanya karena ketegasan, tetapi karena empatinya yang nyata terhadap masyarakat.
Nyemplung Kali Demi Masyarakat
Herman Aga, anggota komunitas Sabers Pungli (Sapu Bersih Nyemplung Kali), masih menyimpan kenangan kuat tentang bagaimana BuHer hadir langsung dalam gerakan sosial itu saat menjabat sebagai Kapolres Batu.
“BuHer sangat peduli dengan masyarakat dan lingkungan. Beliau ikut nyemplung kali saat kerja bakti Sabers Pungli. Bahkan waktu itu dijaga pasukan bersenjata, karena beliau menolak hanya memantau dari jauh,” kenang Herman, Selasa 11 November 2025.
Gerakan Sabers Pungli bukan sekadar aksi bersih-bersih sungai, tapi juga simbol pemulihan moral Kota Batu pasca kasus besar yang sempat mengguncang kepercayaan publik beberapa tahun lalu.
“Kami waktu itu ingin menyeimbangkan bad news dengan good news from Batu. Dan BuHer hadir memberi semangat moral agar gerakan ini tumbuh dari kesadaran warga sendiri,” ujarnya.
Delapan tahun berselang, Sabers Pungli tetap aktif hingga kini, bergerak dari desa ke desa. Semangat yang ditanamkan BuHer terbukti hidup dan berakar kuat di hati masyarakat Batu.
“Beliau bukan hanya pemimpin yang bicara, tapi pemimpin yang memberi contoh. Visioner dan selalu dekat dengan rakyat,” tutup Herman dengan nada bangga.
Pemimpin yang Dekat dengan Umat
Selain kepeduliannya terhadap lingkungan, BuHer juga dikenal sebagai sosok yang hangat di kalangan tokoh agama. Salah satunya, Habib Asyik, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah sekaligus pengurus Gerakan Nasional Ayo Mondok.
“Pak BuHer selalu tampil dengan keseimbangan antara profesionalitas dan kemanusiaan. Ia bisa memperbaiki internal Polri, tapi juga rajin turun ke masyarakat,” ungkap Habib Asyik.
Menurutnya, kehadiran BuHer di pesantren, tempat ibadah, maupun di tengah warga miskin bukanlah formalitas semata.
“Beliau selalu datang membawa pesan damai, membawa rasa aman. Di mana pun beliau bertugas, suasana selalu lebih kondusif,” lanjutnya.
Habib Asyik menilai, langkah BuHer ke Polda Metro Jaya adalah anugerah bagi masyarakat luas.
“Saya yakin amanah ini akan membawa dampak baik. Karakter beliau yang cepat, responsif, dan tulus akan sangat berarti,” ujarnya.
Bagi warga Batu, BuHer bukan hanya perwira polisi. Ia adalah cermin kebaikan dan teladan tentang bagaimana kekuasaan bisa digunakan untuk melayani, bukan dilayani.
“Semoga beliau selalu diberi kelancaran dan semakin berprestasi,” tutur Habib Asyik dengan penuh doa dan rasa bangga.
Perhatian yang Tak Pernah Pudar untuk Penyandang Disabilitas
Sisi lain dari BuHer yang tak banyak diketahui publik adalah kepeduliannya terhadap penyandang disabilitas. Saat menjabat di Malang Raya, ia dikenal sebagai perwira polisi yang membuka pintu bagi kaum difabel untuk bekerja dan mandiri.
Ia memberikan kesempatan kerja di kepolisian bagi penyandang disabilitas seperti Rara Lingga Mardiani yang menggunakan kursi roda untuk bekerja sebagai content writer kehumasan, serta Ni Putu Ayu, seorang tuna rungu yang diberdayakan di bagian administrasi.
Tidak berhenti di situ, BuHer juga mendorong terwujudnya fasilitas ramah disabilitas di lingkungan kepolisian, mulai dari toilet khusus, jalur kursi roda, hingga alat bantu darurat (SOS tool).
“Jangan hanya memberi bantuan. Berilah kesempatan agar mereka mampu berdiri di atas kakinya sendiri,” ucap BuHer dalam sebuah kesempatan yang dikutip media ini.
Karena dedikasinya itu, banyak komunitas menyebutnya sebagai “Bapak Disabilitas Malang Kota”. Julukan itu bukan tanpa alasan sebab bagi BuHer, keberpihakan terhadap kaum rentan adalah bagian dari panggilan kemanusiaan seorang polisi.
Teladan yang Tak Terlupakan
Kini, meski bertugas di Jakarta, nama BuHer tetap melekat di hati warga Batu. Sosoknya yang ramah, hangat, dan selalu turun langsung ke lapangan menjadikannya panutan banyak orang.
Dalam setiap langkahnya, BuHer menunjukkan bahwa jabatan hanyalah alat untuk berbuat baik. Ia menanamkan nilai sederhana bahwa menjadi polisi bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga menjaga kemanusiaan.
Dari sungai yang dibersihkan bersama Sabers Pungli, pesantren yang dikunjungi dengan penuh kasih, hingga para disabilitas yang diberdayakan dengan peluang kerja, jejak BuHer menjadi kisah nyata tentang kepemimpinan yang menyentuh hati.
Baca Juga : KLHK Siapkan TPA Supit Urang Jadi Pusat Energi Listrik, Malang Raya Targetkan Zero Waste
Baca Juga : Kawasan Pasar Oro-Oro Dowo Kini Berlaku Satu Arah, Dishub: Demi Keselamatan
0 Comments